Makanan Khas Jawa Timur: 6 Tempat Makan Surabaya yang Tak Boleh Terlewatkan – Makanan Khas Jawa Timur: 6 Tempat Makan Surabaya yang Tak Boleh Terlewatkan
Surabaya bukan hanya kota metropolitan yang penuh dinamika, tetapi juga surga kuliner yang tak ada habisnya untuk dijelajahi. Di kota Pahlawan ini, kamu bisa menemukan berbagai makanan khas Jawa Timur yang kaya rasa, pedas gurih, dan penuh rempah. Dari warung legendaris hingga tempat makan kekinian yang tetap mempertahankan resep turun-temurun, berikut enam tempat makan di Surabaya yang wajib kamu cicipi—baik untuk wisatawan maupun warga lokal.
Baca juga : Ayam Geprek Nusantara: Resep Lengkap dan Rahasia Kelezatannya
1. Rawon Setan – Jl. Embong Malang
Rawon memang identik dengan Jawa Timur, dan salah satu rawon paling terkenal seantero Surabaya adalah Rawon Setan. Nama “setan” bukan karena rasa atau tampilannya yang menyeramkan, tapi karena warung ini dulu buka hingga tengah rtp live malam, membuat orang-orang datang “seperti kerasukan” demi mencicipi rawonnya.
Kuah hitam pekat dari kluwek, potongan daging empuk, serta sambal pedasnya membuat rawon di sini benar-benar bikin nagih. Disajikan dengan nasi putih, tauge kecil, dan telur asin—perpaduan yang sederhana, tapi luar biasa.
Wajib coba: Rawon daging + sambal bawang ekstra pedas.
2. Soto Ayam Lamongan Cak Har – Jl. Ir. Soekarno (MERR)
Kalau kamu penggemar soto, maka Soto Ayam Lamongan Cak Har adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Meski berasal dari Lamongan, Cak Har telah menjadi ikon soto di Surabaya.
Sotonya kaya akan koya (bubuk kerupuk udang dan bawang putih goreng), dengan kuah kuning yang hangat dan gurih. Isian suwiran ayam kampung, telur rebus, dan perasan jeruk nipis menambah kesegaran di setiap suapan.
Tips: Datang lebih awal, karena tempat ini sering ramai dan kehabisan.
3. Lontong Balap Pak Gendut – Jl. Kranggan
Lontong balap adalah salah satu ikon kuliner khas Surabaya, dan Pak Gendut adalah legenda hidupnya. Berdiri sejak 1958, warung ini menyajikan lontong balap dengan rasa autentik yang tidak berubah sejak zaman dulu.
Lontong, tahu goreng, lentho (perkedel kacang), kecambah, dan kuah ringan yang gurih manis—semuanya bersatu dalam harmoni rasa. Yang bikin unik adalah tambahan sambal petis khas Jawa Timur yang kental dan kaya umami.
Pendamping wajib: Segelas es kelapa muda atau es dawet.
4. Nasi Babat Pegirian – Jl. Pegirian
Bagi pecinta jeroan, Nasi Babat Pegirian adalah surga duniawi. Warung ini terkenal dengan babat dan paru gorengnya yang empuk dan berbumbu meresap. Disajikan dengan nasi putih panas, sambal pedas manis, serta lalapan segar, kamu akan dibuat ketagihan sejak suapan pertama.
Aroma wangi dari penggorengan dan suara denting ulekan sambal menjadi latar yang pas saat kamu menyantap sajian ini di pinggir jalan yang sederhana, namun penuh kenangan.
Bonus: Babatnya tidak bau amis dan teksturnya sempurna.
5. Sego Sambel Mak Yeye – Jl. Jagir Wonokromo Wetan
Inilah kuliner malam sejati di Surabaya. Sego Sambel Mak Yeye biasanya baru buka mulai jam 9 malam, tapi antriannya bisa mengular hingga tengah malam. Daya tariknya ada pada sambel merah yang pedasnya nendang, disajikan dengan nasi putih hangat dan lauk seperti ikan pari asap, tempe goreng, atau telur dadar.
Meski hanya warung tenda kaki lima, rasa masakannya bintang lima. Bagi pecinta pedas, tempat ini seperti tempat ziarah yang wajib dikunjungi.
Catatan: Jangan lupa bawa tisu, keringat akan bercucuran!
6. Rujak Cingur Ahmad Jais – Jl. Ahmad Jais
Kalau ingin mencicipi makanan khas Jawa Timur yang benar-benar otentik, Rujak Cingur adalah jawabannya. Dan tempat terbaik untuk mencobanya adalah di warung Rujak Cingur Ahmad slot bonus new member 100 Jais yang sudah eksis lebih dari 40 tahun.
Rujak ini terdiri dari campuran sayur-sayuran rebus, buah segar seperti nanas dan bengkoang, tahu-tempe, lontong, dan tentunya cingur (hidung sapi) yang kenyal. Semua itu disiram dengan bumbu kacang dan petis hitam kental khas Surabaya.
Rasanya? Kompleks, khas, dan benar-benar lokal.
Penutup: Lebih dari Sekadar Makan
Kuliner khas Jawa Timur di Surabaya bukan hanya soal rasa—ia adalah bagian dari identitas, budaya, dan sejarah masyarakatnya. Setiap suapan membawa cerita, mulai dari perjuangan mempertahankan resep keluarga, hingga inovasi dalam menjaga cita rasa di tengah modernisasi kota.
Jadi, jika kamu sedang di Surabaya, jangan puas hanya dengan tahu campur atau sate ayam. Luangkan waktu untuk menjelajahi warung legendaris dan tenda pinggir jalan yang menyimpan rasa-rasa otentik. Karena di balik kesederhanaannya, tersembunyi kekayaan rasa yang sulit dilupakan.